Rabu, 20 Juli 2011

Love Assitance Manager

cast:
· Lee Chaerin (tokoh rekaan)
· 4 T Max
· Baeneger
—————————————————————————————————————————————————————————————
Chaerin POV
Asisten manager T Max. Itulah pekerjaanku, Lee Chaerin. Membantu baeneger, yang merupakan pamanku, untuk mengurus semua kegiatan T Max. Aku memang baru 4 bulan bekerja sebagai asisten maneger. Jadi masih wajar kalau beberapa member T Max, masih belum bisa menerimaku. Min Chul oppa sebagai leader, adalah satu satunya member T Max yang menerimaku. Sedangkan Kim Jun oppa, dia sangat tidak menyukaiku, Aku juga tidak tahu kenapa. Chan Yang dan Hanbi, mereka sering bekerja sama menjahiliku. Yah, aku tahu aku tidak cantik. Aku hanya gadis culun berkaca mata, dan rambut yang selalu dikuncir dua. Penampilanku memang norak. Tapi tetap harus ku jalani, hari hariku bersama T Max.
Suatu pagi, seperti biasa aku bangun lebih dulu untuk memasak. Saat aku sedang sibuk memasak, Tiba tiba ada yang memegang pundakku. Aku menengok karena kaget.

“Mi, Min Chul Oppa?”

“eh? Aku membuatmu kaget ya? Maaf..”

“eh.. ti, tidak kok” ia tersenyum padaku. Aku menunduk malu. Entah kenapa, setiap ia tersenyum padaku,
hatiku tidak karuan. Tiba tiba ia mengambil codet di tanganku, dan melanjutkan masakanku.

“ah! Oppa, apa yang kau lakukan?!”

“memasak” jawabnya enteng.

“ja, jangan. Itu tugasku” aku berusaha merebut codet itu dari tangannya. Tapi dia malah menahanku, dan
tersenyum padaku.

“sudah, biar aku saja”

“ta, tapi nanti aku di marahi paman”

“hm.. baiklah, ayo kita masak berdua” aku tidak salah dengar? Dia mengajakku masak dengannya? Mau
tidak mau, aku mengikuti ajakannya. Tapi acara masak kali ini, berlangsung heboh. Banyak kesalahan yang
tidak sengaja kulakukan. Tapi Min Chul oppa tidak memarahiku, dia malah membereskannya dengan tenang.
Jujur, Min Chul oppa itu keren. Baik hati, dan tidak sombong. Tidak seperti Kim Jun oppa, yang hanya keren
dari luar saja.

Kim Jun POV

Kudengar suara berisik dari luar kamar. Akupun membuka mata. Ku lihat Min Chul hyung tidak ada di
kasurnya. Akupun keluar mencari asal suara berisik tersebut. Ketika melewati dapur, ku lihat Min Chul hyung
sedang membereskan pecahan pecahan gelas di lantai.

Dan di sampingnya, ada Chaerin yang berdiri dengan wajah ketakutan dan hampir menangis. Chaerin adalah
keponakan Baeneger yang mulai menjadi asistennya, 4 bulan yang lalu. Aku benci dia. Dia memang kelihatan
polos dan lugu, tapi kebanyakan orang berwajah lugu di luar, namun iblis di dalamnya. Aku tahu, dia bersikap lugu seperti itu, untuk menarik perhatian Min Chul hyung yang memang suka dengan gadis lugu. Namun
setelah itu, dia akan memanfaatkannya untuk ‘ketenaran’. Aku paling benci orang seperti itu. Yah, kalian bisa
bilang aku berburuk sangka pada Chaerin. Tapi lihatlah buktinya. Ia memcahkan gelas, dan Min Chul hyung

yang membereskannya, sedangkan dia, hanya berdiri diam di sampingnya. Kalau menurutku, itu termasuk dalam kategori ‘memanfaatkan’.

Setelah mengintip lama, akupun memutuskan untuk memojoki Chaerin, kegiatanku selama Chaerin ada disini.

“kalian sedang apa?”

“Jun? ng, kami sedang memasak” jawab Min Chul hyung.

“memasak? Kenapa kau yang memasak, hyung? kan sudah ada Chaerin”

“ng.. Min Chul oppa memasak karena..”

“ah! Ya, jangan beritahu aku. Aku tahu. Pekerjaanmu tidak benar, sehingga Min Chul hyung harus
membantumu. Iya kan?! Hah.. asisten manager macam apa ini? masak saja tidak becus, sampai harus dibantu sang leader” aku menatap Chaerin sinis. Wajahnya mulai ketakutan.

“tidak. Aku memasak karena sebelum Chaerin bekerja di sini, kan aku yang memasak setiap pagi. Jadi aku
belum terbiasa dimasakan orang lain” bela Min Chul hyung.

“ya ya ya.. berharaplah aku percaya pada alasanmu hyung. dan kau!!” aku menunjuk Chaerin “jangan pernah
berharap sesuatu dari Min Chul hyung” aku meninggalkan mereka, dan masuk ke kamar. Aku melempar tubuh ke kasur, lalu menghela nafas dan berpikir.

“apa apaan sih Min Chul hyung? cewek kayak gitu, kok dibela?” aku kembali memejamkan mata, dan
kembali tidur.

Min Chul POV

Lagi lagi Jun bersikap seperti itu. Aku agak kecewa. Lalu kulihat, Chaerin menunduk dan hampir menangis.
aku mencoba menghiburnya.

“Chaerin, Lupakan saja kata kata Jun tadi. Kerjamu bagus kok” aku mengelus kepalanya.

“be, benarkah?” aku mengangguk dan tersenyum.

“baiklah. Ayo kita masak lagI!!”

Chaerin POV

Siangnya, aku dan paman menemani T Max ke studio latihan, tepatnya di kantor Planet905. Disaat mereka
latihan, aku terus memperhatikan Min Chul oppa. Dia terlihat lebih charming saat ngedance. Aku sekarang
sadar, aku suka dia. Tak lama, latihan selesai. Semua personil terlhat lelah. Akupun mengambil handuk kecil,
dan sebotol air mineral. Lalu berlari, dan memberikannya pada Min Chul oppa.

“ini oppa”

“terimakasih”

Kim Jun POV

“Chan Yang, Hanbi, Jun. ini minum” ujar baeneger sambil memberikan botol minum, dan handuk kecil pada
kami bertiga. Akupun minum sambil memperhatikan Chaerin dan Min Chul hyung. sis ok lugu itu mulai
beraksi. aku sungguh kesal melihat senyum iblisnya, yang dilapisi senyum malaikatnya itu.

“penyamaran bagus, iblis” ujarku dalam hati.

“hah.. si noona sok culun itu mulai lagi” kata Chan Yang sambil meletakkan sikutnya di bahu kananku. Diikuti
Hanbi di bahu kiriku.

“iya.. mulai caper lagi dia sama Min Chul hyung” mendengar kata kata hanbi, aku langsung tertawa dalam hati.

“haha.. dua anak kucing saja benci padamu”

“Hanbi, kau bawa’kan?” Tanya Chan Yang pada Hanbi, yang membuatku bingung.

“pasti”

“baiklah, ayo kita mulai” Chan Yang dan Hanbi berjalan menuju Chaerin dengan wajah penyesalan. Aku tidak mengerti apa yang akan mereka lakukan. Akupun sedikit mendekat, agar bisa mendengarkan yang dikatakan
Chan Yang dan Hanbi.

“mh.. Noona, kami mau katakan sesuatu” ujar Chan Yang.

“mh, kami mau minta maaf.. karena selama ini, selalu menjahili noona”

“iya, kami baru sadar.. ternyata noona itu orang baik”

“jadi sebagai permintaan maaf kami, terimalah ini” Hanbi memberikan sebotol cola pada Chaerin, namun
isinya sedikit berbeda.“untuku?” Tanya Chaerin. Chan Yang dan Hanbi mengangguk.

“terima kasih. Boleh kuminum sekarang?” Chan Yang dan Hanbi sekali lagi mengangguk.
Chaerinpun meminum cola tersebut. Setelah tegukan pertama, Chaerin tidak menenguknya lagi. Ia membiarkan cola tersebut memenuhi mulutnya, dengan tampang syok. Min Chul hyung ikut kaget, ia pun bertanya pada Chan Yang dan Hanbi yang sedang tertawa bahagia.

“Chan Yang! Hanbi! Botol ini isi isinya apa?!?! Katakan!!!!!”

“kecap asin!! HAHA!!” mendengar itu, aku ikut tertawa bahagia. Wajah chaerin bertambah syok. Iapun
langsung berlari keluar ruang latihan.

“Chan Yang, Hanbi, you are the best dongsaeng.. haha!!” tawaku dalam hati.

Min Chul POV

Aku mulai kesal dengan kelakuan dua dongsaengku ini. mereka selalu menjahili Chaerin.

Ditambah lagi, sikap arogan Jun pada Chaerin.

“Chan Yang! Hanbi! Kalian itu benar benar ya?!?!” gerutuku. Chan Yang dan Hanbi mengecilkan suara
tawaanya. Sedangkan Jun masih tertawa bahagia.“JUN! BERHENTI TERTAWA!!” Junpun berhenti tertawa.

“kalian ini kenapa sih?! Apa salah Chaerin?! Kenapa kalian membencinya?!” Jun mendekatiku dengan wajah
kesal.

“hyung sendiri?! Kenapa selalu membela iblis itu?!”

“iblis?”

“ya.. Chaerin memeng terlihat seperti cewek lugu dan polos. Tapi sebenarnya dia adalah iblis dengan hati
busuk!!” mendengar itu, aku kesal. Kudorong Jun hingga terjatuh.

“JUN HYUNG!!” Chan Yang dan Hanbi membantu Jun berdiri. Aku juga tidak percaya dengan yang barusan kulakukan. Bisa bisanya kudorong dongsaengku sendiri.

“lihatkan?! Hyung sampai mendorongku, hanya untuk membela iblis itu!!”

“berhenti menyebutnya iblis!! Atau kau akan kusebut setan!!” kataku sambil menatap tiga dongsaengku
dengan kesal. Begitupun mereka yang menatapku. Akupun berlari keluar ruangan untuk mencari Chaerin.

Chaerin POV

Aku menangis di toilet. apa salahku pada mereka? Kenapa mereka begitu membenciku?

Pernahkah kulakukan hal yang membuat mereka membenciku? Aku menatap diriku di cermin, aku sadar aku jelek. Tapi haruskah mereka bersikap seperti itu adaku? Aku harus menenangkan diri. Setelah merasa tenang, aku berniat keluar dari toilet. Tapi ketika kulangkahkan kakiku di luar toilet, ku lihat Min Chul oppa berdiri di depan tembok. Ia melihatku.

“Chaerin?” aku merasa ingin menangis lagi. Akupun berniat masuk lagi ke toilet. Namun oppa menarik tanganku.“Chaerin! Tunggu!”

“apa?! Kalau oppa mau tertawakan aku, tertawa saja dimanapun, kapanpun.. tertawalah sepuasnya!! Tapi biarkan aku tidak melihatnya!!”

“Chaerin! Dengar.. aku tidak akan menertawakanmu. Menurutku, semua itu tidak lucu. Dan tidak ada alasan
tepat untuk tertawa!”

“lalu.. oppa mau apa ke sini?” oppa mengusap air mataku.

“aku ingin minta maaf atas kelakuan Jun, Chan Yang, dan Hanbi terhadapmu selama ini. Sekarang aku mau
bicara padamu. Ikut aku!” Min Chul oppa mengajakku ke kantin.

“Chaerin.. apa perasaanmu pada Jun, Chan Yang, dan Hanbi selama ini?”

“aku.. ingin bisa dekat dengan mereka juga, seperti aku dekat dengan oppa. Tapi..”

“tidak ada tapi. Kalau kau ingin dekat dengan mereka, biar kuberi tahu dulu. Jun, Chan Yang, dan Hanbi,
adalah orang yang tidak mudah didekati oleh orang yang mereka benci. Terutama Jun. nah, Cara untuk
mendekati mereka adalah, apapun yang mereka lakukan padamu, tanggapilah dengan ceria, dan tersenyum.
Senyummu itu tidak buruk” mendengar itu, aku langsung menunduk malu.

“hei.. jangan menunduk. Tegakkan kepalamu. Tersenyumlah ” ujar oppa sambil mengangkat daguku. Aku
tersenyum malu, dan sebisanya. Oppa tersenyum padaku.“nah, begitu..”

“te, terima kasih oppa” aku kembali menunduk. Tiba tiba paman datang, dan mengajak untuk pulang.
 ~~~

Malamnya, setelah aku selesai memasak, paman dan Min Chul oppa langsung menghampiriku.

“waah.. kelihatannya enak sekali.. aku panggil yang lain dulu ya?” paman berjalan menuju kamar Kim Jun
oppa, tapi ditahan oleh Min Chul oppa.

“jangan Baenim.. biar Chaerin saja..”

“apa? A, aku?” Min Chul oppa mengangguk dengan senyuman, yang membuatku tak bisa menolak.

“ba, baiklah..” akupun berjalan menuju kamar Kim Jun oppa. Tapi ada yang mengganjal. Akupun
memutuskan untuk menghampiri kamar Chan Yang dan Hanbi terlebih dahulu. Sesampainya di depan kamar
Chan Yang dan Hanbi, langsung ku ketuk pintunya.

“Chan Yang!! Hanbi!! Ma, makan malam sudah siap!!” tidak ada yang menjawab.

“a, aku masuk ya??” tidak ada jawaban lagi. Akupun membuka pintu.

“Chan Yang? Hanbi?”

“SEKARANG!!”tiba tiba dua buah mobil remote control melaju kencang kearah kakiku. Akupun meloncatinya sambil berteriak.

“kyaa!!” Chan Yang dan Hanbi tertawa terbahak bahak. Aku ingin sekali menangis, tapi aku ingat kata kata
Min Chul oppa.aku harus tersenyum untuk meladeni mereka. Aku tersenyum sebisaku.

“ya ampun.. aku kaget sekali. Kalian benar benar deh..” Chan Yang dan Hanbi terdiam. “oh iya, makan
malam sudah siap. Ayo cepat makan..” lanjutku.

“I, iya noona..” akupun menutup pintu, dan langsung menghela nafas.

Author POV

Sepeninggalnya Charin dari kamar Chan Yang dan Hanbi, keduanya terdiam.

“I,itu tadi..si noona culun??” Tanya Chan Yang

“e, entah.. tapi sepertinya iya..”

“sejak kapan dia bisa tersenyum kalau kita kerjai?” Hanbi mengangkat bahu.

Kim Jun POV

Kupejamkan mata, dan berusaha untuk tidur. Namun gagal ketika kudengar pintu kamarku ada yang
mengetuk.

“Masuk!!” kataku dengan emosi.

“oppa??”

“huh.. dia lagi..” pikirku dalam hati. Aku membuka selimut dan langsung duduk. “apa??”

“makan malam sudah siap..” aku berjalan mendekatinya. Di depan Chaerin, aku berhenti dan memasang
wajah kesal.

“kau yang masak?”

“I, iya..”

“tidak ah.. aku tidak mau makan masakanmu” kataku. Ia terdiam sebentar, tiba tiba dia tersenyum, dan
membuatku kaget.

“ya sudah.. kalau oppa tidak mau makan.. kami duluan ya?” aku mengangguk pelan. Ia makin tersenyum, lalu
keluar dari kamarku. Aku berjalan ke kasurku dengan wajah syok.

Apa itu dia? Chaerin si iblis? Dia tersenyum padaku? Aku tidak percaya. Rasanya aku ingin mengolok oloknya, tapi tidak bisa. Apa mungkin prasangka burukku padanya sudah hilang? Aku berpikir. Tapi perutku tba tiba minta diisi. Akupun keluar kamar, dan mengintip ke ruang makan.kulihat semua sedang makan. Kulihat Chaerin tersenyum. Entah mengapa, dadaku sesak. Aku tidak berani kesana, tapi aku lapar. Tiba tiba, Chaerin sadar kalau aku sedang mengintip, memanggil namaku.

“Kim Jun oppa? Sedang apa di situ?” semua langsung memandangku.

“mh.. aku mau makan”

“oh.. ya sudah duduklah” akupun duduk disamping Min Chul hyung. lalu dengan dengan senang hati, Chaerin
mengambilkanku nasi beserta lauknya. Aku baru sadar kalau iblis ini baik, dan entah dari mana asalnya, tiba
tiba aku bisa merasakan kalau kebaikannya ini tulus. Dalam sekejap, perasaan benciku berputar 180 derajat.
Singkatnya, ‘cinta’. Tapi aku masih ragu dengan perasaanku ini. aku juga tidak bisa bilang begitu saja pada
siapapun soal ini. akupun berniat untuk bersikap jaim. aku harus bersikap seperti biasanya.

“ng.. oppa, tadi katanya tidak mau makan?” Tanya Chaerin yang membuatku kalang kabut dalam hati,
bingung harus jawab apa. “Jun! ingat! kau harus jaim!!”

“yah.. sebetulnya aku tidak sudi makan ini.. tapi aku lapar. jadi mau tak mau, aku harus makan ini..” kataku
sambil menatap jijik makanan yang ada di piring. Yang lain menggeleng geleng. Sedangkan Chaerin terlihat
murung mendengar itu. Aku jadi tidak tega, karena jujur makanan ini enak sekali. Lebih enak dari bikinan Min chul hyung. tapi hanya itu yang bisa kulakukan demi menyembunyikan perasaanku.

Chaerin POV

2 hari kemudian, T Max tampil di sebuah acara of air. Lagi lagi, yang keperhatikan adalah Min Chul oppa. Aku benar benar suka dia. Dia sangat baik. Sekarang Chan Yang dan Hanbi tidak pernah lagi menjahiliku, setelah aku mengikuti kata kata Min Chul oppa unuk tersenyum pada mereka. Tapi yang jadi masalah adalah, Kim Jun oppa sepertinya masih benci padaku. Padahal aku sudah sering tersenyum padanya. Tapi sejak 2 hari yang lalu, ia sering bertingkah aneh. Tiba tiba saja, pandanganku teralihkan pada Kim Jun oppa. Ada peraaan aneh muncul, aku tidak tahu apa. Hanya saja, pandanganku benar benar hanya tertuju padanya. Aku sangat bingung.

Setelah penampilan mereka selesai, keempatnya langsung turun dari panggung. Seperti biasa, aku berlai mendekati Min Chul oppa. Tapi entah mengapa, arah langkahku berbelok pada Kim Jun oppa. Aku berhenti di sampingnya, lalu menatapnya tanpa maksud. Ia menatapku dengan kesal.

“apa?!”

“mh.. ng, ini!” aku tersenyum sambil memberikan botol minumnya. Ia terdiam sebentar, lalu merebut botol dariku sambil memalingkan wajahnya dariku. Itu biasa. Yang mengagetkanku adalah, ia mengatakan,

“terima kasih..” meski dengan nada jengkel, tapi itu ‘Terima kasih’ pertama yang ia katakan padaku. Betapa senangnya aku. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa sesenang itu. Akupun langsung berlari menuju Min Chul oppa.

“oppa. Ini minummu..”

“oh.. iya, terima kasih” aku duduk di sampingnya. Aku ingin sekali menceritakan apa yang terjadi barusan.
Aku menunggu sampai dia selesai minum. Tak lama,

“oppa, oppa! Mau dengar yang barusan aku alami?!”

“apa?”

“barusan, Kim Jun oppa bilang terima kasih padaku!”

“yang benar? Memang kau lakukan apa?”

“aku memberikan botol minumnya sambil tersenyum. Hanya itu. Tapi dia mengatakannya masih dengan nada
jengkel” aku menunjukkan wajah cemberut. Min Chul oppa mengelus kepalaku.

“haha! Tidak apa apa. Berarti, usahamu sudah berhasil.. tinggal melangkah sedikit lagi.berjuanglaH!” ia tersenyum tulus padaku.aku terdiam. Tanpa pikir, kutarik tangan Min Chul oppa ke suatu tempat.

Kim Jun POV

Aku sedang diomeli Baenim tentang penampilanku tadi. Aku memang melakukan sebuah kesalahan dipanggung tadi. Kulihat Chaerin dan Min Chul hyung sedang duduk bersama di pojokan. Itu membuatku kesal. Tiba tiba, Chaerin menarik Min Chul hyung entah kemana.

Aku berniat mengikuti mereka, tapi Baenim belum selesai mengomel. Mau tidak mau, aku harus cari alasan agar dia berhenti mengoceh.

“jadi jun, kau itu..”

“ma, maaf hyung.. aku mau ke toilet dulu. Boleh? Kumohon.. nyaris tumpah ini..”

“jun! bahasamu jelek sekali sih? Ya sudah sana. Tapi setelah itu langsung kembali kesini!”

“I, iya..” akupun berlari mencari Chaerin dan Min Chul hyung yang sudah hilang entah kemana. Akhirnya aku menemukan mereka di tempat sepi, yang tertutup papan dan tembok sehingga tidak ada yang melihat mereka. Aku menguping dari balik tembok.

“ada apa, Chaerin? Kenapa kau menarikku ke sini?” Tanya Min Chul hyung.

“ng.. aku mau bicara sesuatu”

“apa?” Lalu jawaban Chaerin, “aku.. aku suka oppa” sunyi. Aku kaget. Ingin rasanya aku muncul dan berteriak, “jangan Chaerin!! Aku suka padamu!!” tapi kuurungkan. Takut, Chaerin malah membenciku, karena aku menggagalkan rencananya. Aku hanya bisa menunggu apa jawaban Min Chul Hyung.

“hah?!”

“I, iya! apa.. oppa juga suka aku?”

“ma, maaf.. aku hanya menganggapmu sebagai dongsaengku. Hanya itu..” Min Chul hyung langsung pergi meninggalkan Chaerin, seperti sampah tak berguna. Itu benar benar membuatku kesal. Chaerin menangis sambil duduk di tanah.

Aku hanya tak menyangka, Min Chul hyung yang sebegitu baiknya pada Chaerin, meninggalkan Chaerin begit saja ketika Chaerin mengutarakan perasaan padanya. Sedangkan aku, awal benci berakhir jadi cinta.

Akupun keluar dari persembunyian, dan mendekati Chaerin dengan tawa bahagia. Padahal hatiku berkata lain. “haha!!! Aduh.. kasihannya. Cintanya di tolak ya? Haha!!” aku terus tertawa.

Chaerin POV

Aku kesal dan sudah muak dengan kelakuannya. Aku berdiri dengan hati kesal. Lalu tanpa pikir panjang, kutampar pipinya.

“Tertawa lagi!! LAGI!!” kami terdiam. Aku menatap Kim Jun oppa sambil menangis. aku mulai memukul mukul tubuhnya, tapi dia hanya diam. “kau senangkan?! Iyakan?! Kau senang kalau melihatku sedih!! Tertawa lagi!! Terus tertawa!! Kenapa kau berhenti tertawa?!?! Bukannya kau senang, melihatku di tolak Min Chul oppa?! Kenapa kau..”

“IYA! AKU SENANG!!” triaknya sambil menghentikan tanganku.kini tanganku digenggam kuat olehnya. Kami saling menatap. “Aku senang.. senang sekali!! Melihatmu ditolak Min Chul hyung.. kau tahu kenapa? Karena.. aku suka padamu!!”

“a, apa?!”

“iya.. aku suka padamu. Karena itu, aku senang Min Chul hyung menolakmu” jawabnya dengan wajah serius.

“lalu, kanapa selama ini kau bertingkah seakan akan kau benci padaku?” ia melepaskan tanganku.

“awalnya, aku memang sangat membencimu. Tapi, dua hari yang lalu saat kau tersenyum padaku, perasaanku
langsung berputar 180 derajat.sekarang, aku suka padamu..” ia menatapku. Dadaku berdetak kencang. Apa aku juga menyukainya?

“k,kau tahu oppa? Aku juga merasakan hal yang sama, sejak 20 menit yang lalu. Saat kau, mengatakan ‘terima kasih’ padaku” jelasku sambil menunduk. Aku tidak tahu lagi ekspresinya. Hening. Tiba tiba dia memelukku. Mau mati rasanya, ‘dag-dig-dug’ dadaku makin kencang. Akupun membalas pelukannya dengan agak takut. Tiba tiba dia membisikkan,

“saranghae..”itu membuat airmataku kembali mengucur.

“tto saranghae..”

The End